Sejak berdirinya SD Muhammadiyah 3 Cileungsi tahun 2012 dan angkatan pertama pada tahun pelajaran 2013/2014, tahfizh quran sudah menjadi sebagai program unggulan. Untuk mencapai target hafalan yang semula 2 juz (juz 30 dan 29) berjalan 2 tahun pertama, dan bertambah menjadi 3 juz (juz 30, 29, dan 28) pada tahun ketiga sampai saat ini, sekolah terus mencari formulasi yang tepat bagi guru dan siswa.
Program tahfizh quran yang dikembangkan melalui berbagai cara, metode mampu memberikan hasil yang signifikan terutama pada lulusan angkatan ke-3 dan ke-4. Salah satu faktornya adalah pengalokasian waktu pembiasaan pagi untuk seluruh siswa pada hari Senin sampai Jumat. Pengkhususan waktu yang disediakan untuk sholat dhuha, doa dan zikir pagi, baca tulis Al-quran (BTA) bagi kelas 1-2, dan tahfizh quran bagi kelas 3-6 dengan durasi 2 jam riil dianggap penting dalam meningkat semangat belajar Al-quran dan mempersiapkan diri peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran untuk mata pelajaran lainnya.
Dalam hal peningkatan hafalan Al-quran terdapat perkembangan yang baik, namun tak sedikit siswa yang masih mengalami kesulitan dalam membaca, memperlancar bacaan, dan menghafalkan sura-surat di dalam Al-quran yang sudah ditargetkan oleh sekolah.
Hal di atas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, antara kemampuan membaca dan kemampuan hafalan siswa yang akan saling mempengaruhi. Dan ini menjadi evaluasi yang dilakukan pimpinan sekolah secara terus menerus agar mampu menjawab harapan orang tua siswa dan masyarakat tentang keberadaan SD Muhammadiyah 3 Cileungsi sebagai sekolah berbasis Islam yang memiliki keunggulan tahfizh quran dan pembentukan akhlakul karimah.
Sejak 2017, pembiasaan maupun pembelajaran BTA pada kelas 1 dan 2 di SD Muhammadiyah 3 Cileungsi sudah menggunakan metode UMMI. Metode UMMI merupakan salah satu metode membaca Al-quran yang banyak diterapkan sekolah-sekolah Islam swasta di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Dengan motto “Mudah, Menyenangkan, dan Menyentuh Hati”, metode UMMI hadir untuk memudahkan pengajar/guru dalam membimbing siswa mengenal huruf, melancarkan bacaan, dan memperbaiki bacaan.
Seiring berjalannya waktu, jumlah siswa yang terus bertambah setiap tahunnya tidak diimbangi dengan jumlah guru yang fasih dalam mengajarkan cara membaca Al-quran dengan metode UMMI, maka tahun ini sekolah berikhtiar untuk mengajak guru maupun staff untuk bersama-sama mengenal lebih jauh tentang metode UMMI, tahapan-tahapan mempelajarinya, dan cara pengajarannya untuk siswa.
Berlangsung pada hari Jumat, 7 Oktober 2022, tim UMMI Quran Center (UQC) Cileungsi dan Bekasi berkunjung ke SD Muhammadiyah 3 Cileungsi untuk mensosialisasikan program tahsin quran UMMI. Dengan jelas, terperinci, dan penuh motivasi yang disampaikan oleh Ustadzah Wersi dan Ustadzah Rofiqoh, guru dan staff semakin terdorong untuk terus memperbaiki bacaan Al-qurannya.
Tim UQC menjelaskan bahwa sebelum dilakukannya pelatihan tahsin quran metode UMMI, guru dan staff harus melalui tahapan awal yaitu placement test untuk diketahui terlebih dahulu kemampuan bacaan tiap personel agar selanjutnya dapat dikelompokkan pada 2 kelas, yaitu kelas diklat dan kelas reguler.
Perbedaan kelas diklat dengan kelas reguler adalah pada kemampuan peserta dan waktu yang harus diikuti selama pelatihan. Kelas diklat diikuti oleh peserta yang sudah memiliki kemampuan bacaan Al-quran dengan baik dan lancar. Sedangkan kelas reguler diikuti oleh peserta yang masih harus memperbaiki bacaannya. Sehingga waktu yang harus ditempuh oleh peserta pada 2 kelas tersebut berbeda. Kelas diklat dapat ditempuh dalam waktu paling cepat 2 bulan. Sedangkan kelas reguler dapat memakan waktu 7 bulan, dengan jumlah pertemuan 1 kali setiap pekannya.
Kepala SD Muhammadiyah 3 Cileungsi Ustadz Agung menyampaikan bahwa proses tersebut merupakan bentuk ikhtiar bersama dalam rangka memperbaiki kualitas bacaan Al-quran guru dan siswa, dan harapannya mampu memudahkan langkah selanjutnya dalam menjalankan program unggulan tahfizh quran.